RSS

Jumat, 26 November 2010

Makan Aja, Lah!

Yang namanya anak kost, pola makan jadi nggak teratur dan kebersihannya pun tidak terjamin. Maklum, apa-apa beli. Biasanya, makan di warung-warung tenda gitu atau warteg. Yang namanya makan di pinggir jalan, banyak mobil motor lewat (bahkan truk), kebersihannya pun jadi diragukan.

Tadi gw baru aja beli lumpia basah di Gerbang Unpad. Lokasinya itu persis di pinggir jalan. Banyak mobil dan motor lalu lalang. Walaupun nggak pas banget pinggir jalan raya. Tetapi, tetep aja debunya pasti ikutan nemplok di makanan-makanan di Gerbang Unpad itu. Tadi karena teteh penjual lumpia basah sedang sibuk banget, dan gw lagi sendirian (yang berarti jadi nggak ada kerjaan ngobrol dengan teman-teman), gw memperhatikan cara teteh itu memasak. Ia tampak sibuk sekali karena banyaknya pembeli di sore itu.

Pertama-tama, dia masukkin minyak goreng ke penggorengan. Tak berapa lama, dia masukkin telur ke penggorengan tersebut. Eh, ada orang mau bayar. Ia berhenti sejenak, dan menerima uang dari pembeli tanpa menggunakan sarung tangan! Dan setelahnya, dia ngambil tauge dengan kedua tangannya dan kemudian dimasukkin ke penggorengan. Oooh, entah berapa banyak bakteri yang sudah ditransmigrasi dari tangan ke penggorengan. Hari itu sudah sore, logikanya dia sudah banyak menerima uang dari pembelinya. Itu berarti.............

Tak berapa lama, dia ngambil handphone dan berbicara di telepon sambil mengoseng-oseng makanan di penggorengan. Handphone juga salah satu barang yang banyak sekali kumannya, bukan? Handphone kan nggak mandi. (naon?) Hahahaha. Entah kenapa, dia kemudian mengelap-ngelap tangannya itu ke jeansnya (bagian pantat pula!). Gerakan selanjutnya, dengan tangan ia mengambil lagi sesuatu untuk lumpia basah (warnanya coklat-coklat gitu, nggak tau namanya apa). Iyuuuhhh........ Dan kemudian, jeng-jeng, sampailah lumpia basah itu di tangan gw..

Intinya, sangat sangat sangat tidak hygienis! Gw berusaha untuk nggak melihat proses pembuatan makanan yang akan segera gw makan itu. Tetapi tetap saja, hal-hal seperti itu tadi tak luput dari mata gw. Walaupun begitu, sewaktu sampai di kosan, tetep aja gw makan sampai habis. Mau gimana lagi, nggak mungkin ada makanan pinggir jalan yang bersih. Apalagi, dari pihak kokinya sendiri jorok. Ditambah tempat yang jorok pula... Jadilah....

Memang benar apa yang selalu didengungkan mama, makanan rumah emang paling bersih dan sehat. Apalagi mama gw itu orangnya super bersih, sayur bisa dicuci berkali-kali (gw curiga vitaminnya hilang karena dicuci berkali-kali). Nggak heran, semenjak jadi anak kosan, pencernaan gw kurang baik. Berbeda dengan di rumah, yang lancar-lancar saja. Seorang teman dari Malaysia lebih parah lagi. Dia mengaku, saat pertama-tama tinggal di Jatinangor dan makan makanan dari warung pinggir jalan, ia mengalami diare terus. Namun, sekarang sudah tidak karena mungkin sudah terbiasa.

Begitulah hidup anak kost yang nggak bisa masak.. Mamaaaaa i miss your healthy food!! :(

0 komentar:

Posting Komentar