RSS

Senin, 30 Mei 2011

People Change..... Too Fast!


Dulu, saya ingin seperti barbie. Cantik dan feminin.
Kini saya ingin seperti Desi Anwar. Cerdas. Sebuah bentuk kecantikan yang lain.


Dulu, saya sulit menerima kekurangan orang lain.
Kini, saya mulai terbuka dengan kekurangan orang lain.


Dulu, saya tidak mau menikah.
Kini, saya berubah pikiran. Saya rasa membangun sebuah keluarga adalah hal yang indah.


Dulu, saya tidak suka teman baru.
Kini, saya mencari teman baru sebanyak-banyaknya.


Dulu, saya ingin menjadi dokter. Sebuah profesi yang mulia.
Kini, saya ingin menjadi jurnalis. Sebuah profesi yang (bisa jadi) juga mulia.


Dulu, saya penakut.
Kini, saya suka tantangan.


Dulu, saya sangat percaya akan Tuhan.
Kini, saya mempertanyakan kehadiran-Nya.


Dulu, saya benci Kalimantan.
Kini, saya mengidolakannya.


Dulu, saya percaya sahabat seumur hidup itu ada.
Kini, saya meragukannya.


Dulu, saya percaya cinta sejati itu ada.
Kini, saya tidak percaya.


Dulu, saya memusuhi diri saya sendiri.
Kini, saya berteman dengan diri saya.


Dulu, saya kira sukses itu hanya perlu ijazah.
Kini, saya sadar, sukses butuh perjuangan.


Dulu, saya kira sukses itu bila punya banyak uang.
Kini, saya belajar, sukses bukan hanya tentang uang.


Dulu, saya pikir judi itu dosa.
Kini, saya rasa itu tidak dosa.


Dulu, saya takut akan dosa.
Kini, saya menantangnya.


Dulu, saya tidak tahu ada keluarga kedua.
Kini, saya tahu keluarga kedua benar-benar ada.


Dulu, saya bukanlah diri saya.
Kini, saya tetap mencari.


Dulu saya egois.
Kini, saya tetap begitu.


Dulu, saya tak mengenal fotografi.
Kini, saya jatuh cinta padanya.


Perubahan.


Hidup adalah sebuah sirkulasi yang menyebabkan manusia berubah. Yeah, People change.... too fast! Esok hari tidak akan sama seperti hari ini.

Jumat, 27 Mei 2011

Saya Cuma Mau Lari

Lari, lari, lari!!
Lari, dan jangan menegok ke belakang!
Lari sampai ke ujung, lupakan semua!

Saya cuma mau lari... lari... dan lari....!!
Ingin melupakan ini semua
Yang telah membuat saya kacau


Tapi.........

Ah, saya tidak peduli!!!


Lari, lari, lari!!!!



NB: Hidup adalah pilihan. Di saat kita ingin lari dan meninggalkan semua tanggung jawab, selalu saja ada alarm yang mengingatkan kita untuk berdiam sejenak dan tidak berlari :|

Rabu, 25 Mei 2011

Pembuktian Kalau Merokok Itu...........

Ada sebuah stereotipe yang menganggap bahwa merokok itu keren. Memangnya iya ya? Apakah ini berlaku untuk saya dan sahabat saya, Khara? Kami akhirnya melakukan eksperimen kecil-kecilan. Berikut ini hasil eksperimen kami:


"What?? Ga suka sama asapnya?? Ya bodo amat! Just stay away from me!!"
Tampak seperti seseorang yang emosional dan suka marah-marah

"Merokok itu pilihan. Please hormati pilihan gue."
Sok cool padahal ga cool sama sekali

"Kenapa? Ga suka sama asapnya kok deket-deket? Mau coba yaaa...."
Ini mulai alay.... -___-"

Apakah sudah keren???

Dan... jeng jeng!!!! Ini foto yang paling ga banget... Frustasi karena tidak keren-keren? Bagaimana menurut kalian??? Menurut saya sih alay.... ==a


Jadi? Sudah bisa lihat sendiri kan? Merokok membuat kami sama sekali tidak keren!!

Senin, 23 Mei 2011

"Tenang Jak, Tak Kan Sesat"

Ini adalah sebuah cerita memalukan ketika saya berlibur ke tanah kelahiran orangtua saya pada Februari lalu. Di manakah itu? Jawabannya adalah sebuah desa yang benar-benar terpencil. Jatinangor bila dibandingkan desa ini masih jauh lebih 'kota'. Haahahahaa. Nama tempat tersebut adalah Padang Tikar. Baru denger kaaaaannn???? Saya yakin hanya sedikit sekali orang yang tahu Padang Tikar.

Padang Tikar adalah nama sebuah pulau kecil di dekat Kalimantan Barat. Kalau dari Pontinak, harus ke pelabuhan Rasau dulu, baru menyeberang ke Padang Tikar. Kira-kira memakan waktu sekitar 2 jam dari Rasau. Saya masih inget banget, kalau dulu orangtua saya mengajak saya pulang ke kampung mereka, saya pasti nolak. Ngeri sama nyamuknya, belum lagi listriknya itu loooh! Listrik merupakan hal yang sangat berharga di Padang Tikar. Penduduk dapat menikmati listrik mulai dari pk 17.00 s/d pk 06.00.

Ini namanya sepit


Di sana mobil adalah sarana transportasi yang sangat jarang dan terbilang sangat mewah. Jalannya aja sempit banget. Ga ada mall... Sekolahan cuman satu katanya. Jadi generasi ke generasi sekolahnya sama semua. Hahahaha. Tentu saja tak ada universitas di sana. Alfamart? Tidak ada! Internet???? Ga usah ditanya deh... Mungkin karena sekarang jiwa berpetualang saya sudah mulai tumbuh jadi saya sangat antusias untuk ke pedalaman ini.

Saya pulang hanya dengan mama saya. Ada 3 jenis transportasi air yang bisa digunakan. Saya tidak tahu pasti namanya, tetapi penduduk lokal menyebutnya motor air, sepit, speed boat. Kata mama saya, paling serem itu naik speed boat karena mudah terombang-ambing oleh ombak. Pernah katanya, ada yang terbalik. Kami pun naik sepit.

Di perjalanan, saya terkesima dengan rumah-rumah kayu yang berada di pinggir laut. Menurut saya itu sangat kereeeen. Pemandangan yang tidak biasa kita temukan. Baiklah ini akan saya ceritakan nanti lah ya. Kembali fokus ke cerita memalukan......

Sesampainya di pelabuhan Padang Tikar, saya dan mama saya naik ojek yang berbeda. Mama saya kemudian memberitahukan tujuan kepada kedua tukang ojek. Ojek saya mengikuti ojek mama saya, tepat di belakangnya. Yah, saya santai saja.

Tiba-tiba saja......... topi saya lepas!! Ojek saya pun berhenti. Saya kemudian turun dan mengambil topi saya. Saat saya kembali ke ojek, saya sudah tidak bisa melihat ojek mama saya. Sepertinya sudah tertinggal jauh. Saya kemudian bertanya kepada si tukang ojek apakah ia sudah tahu alamat tujuan. Tukang ojek yang kelihatannya seumuran saya itu bilang ia tahu. Okay, belum saatnya saya panik. Saya masih tenang.

Rumah di pinggir laut. Sukaaaaaa <3


Ojek pun jalan lagi. Makin lama, si tukang ojek makin bingung. Ternyata dia hanya diberitahu nama daerahnya saja, bukan alamat lengkapnya. Kami jalan sampai lumayan jauuuuhhh... Saya mencoba lihat kiri dan kanan, berharap melihat sosok mama saya. Namun, yang saya lihat hanyalah kebun kelapa yang lebat, rumah walet, serta rumah kayu penduduk yang terlihat sepi. Benar-benar sesuatu yang asing bagi saya.

Saya coba menelepon mama saya, tapi ternyata handphone saya tidak mendapat sinyal (XL memang ga bisa diharepin di pedalaman!). Tukang ojek baik hati itu kemudian meminjamkan handphonenya pada saya. Namun, handphone mama saya tak bisa dihubungi. Saya kemudian meminta si tukang ojek ini menghubungi temannya yang membonceng mama saya. Namun ternyata.... temannya tak memiliki handphone! Ahhh, apeeesss!!! Masih ada pilihan, yaitu bertanya pada penduduk sekitar. Okay, belum saatnya panik. Saya masih agak tenang.

Saya kemudian mencari penduduk yang sipit (so pasti kemungkinan kenal sama mama papa saya lebih besar dong, siapa tahu saudara). Pertama-tama, saya bertanya kepada seorang ayi-ayi (sebutan untuk tante-tante paruh baya Chinese). Saya bertanya apakah dia mengenal mama papa saya dengan menggunakan bahasa dialek Teochew (orang Chinese di sana berbahasa dialek Teochew). Ternyata ayi-ayi itu tidak kenal. Dia menanyakan nama nenek saya yang merupakan penduduk situ. Celakanya, saya tidak tahu nama nenek saya.

Ayi baik hati itu kemudian mengajak saya ke rumah tetangganya. Tetangganya itu perempuan yang tampaknya berumur sItalicekitar 40 tahun dan tampak sangat nyentrik. Gayanya itu loh. Kalau saya tak salah ingat, dia full make up, pakai hotpants jeans, atasannya tank top, rambut berwarna kayak singa, antingnya berderet, serta merokok. Bingung juga, di kampung kecil begini ada saja orang seperti itu. Sayangnya, tetangganya tak kenal juga dengan mama papa saya. Tidak heran sih, mama papa saya kan sudah lama merantau ke Jakarta. Kalaupun kenal, mereka pasti lupaa.

Saya dibawa lagi ke sebuah rumah lain. Kali ini isinya pemuda-pemuda. Mereka lagi main kartu gitu (ga ada kerjaan kali ye siang-siang gitu malah main kartu haha hihi). Udah gitu, mereka langsung kaget gitu pas lihat saya. Mereka takut kali lihat saya bawa kamera SLR. Hahahaha dikira saya wartawan kali. Dan... mereka pun tidak tahu.

Saya mulai merasakan tekanan dalam diri saya. Saya mulai stress. Langsung muncul berbagai pikiran negatif di kepala saya. Bagaimana kalau saya hilang? Bagaimana kalau saya tak bisa bertemu mama saya lagi? Bagaimana kalau saya ga bisa pulang ke Jakarta lagi? Di sela-sela pikiran negatif tersebut, ada suara-suara dalam otak saya "Ah, nggak mungkin sih Han. Paling lama lo juga ilang 2 hari kok! Tenang aja, orang-orang pasti akan nyariin lo!"

Pemandangan ketika baru sampai Padang Tikar


Namun, tetap saja, saya takut. Ini tempat yang sangat asing bagi saya! Handphone saya ga bisa berfungsi dengan baik! Saya stressssss.... Tidak lama kemudian, pipi saya terasa hangat. Saya...................... nangissss!!!!! Pemuda-pemuda yang saya temui kaget melihat saya nangis, terlebih lagi si tukang ojek. Dia kayaknya panik banget. "Tenang jak, tak kan sesat," ujarnya dengan logat Melayu yang sangat kental. Saya sebenernya malu sih, nangis depan mereka. Namun, ya sudahlah, saya memang stressssss!

Tukang ojek itu kemudian langsung mencari temannya. Tak berapa lama, ia kembali lagi. Sepertinya ia bertemu dengan temannya dan sudah menanyakan rumah nenek saya. Saya pun diantarnya ke sana. Sesampainya saya di rumah nenek saya, saya melihat sudah banyak banget orang di situ. Orang-orang tersebut adalah saudara-saudara saya. Mata saya masih berair dan saya masih pilek gara-gara nangis. Semua orang menatap saya dan menghibur saya yang tampak tertekan. Mama saya kemudian terlihat dan dia langsung memeluk saya sambil tertawa-tawa. Aduh, kenapa sih semua orang pada lebay.......

Sumpah, ini memalukan! Di kampung sekecil itu, penduduknya senang bergosip. Keesokan harinya, peristiwa memalukan saya ini sudah menyebar ke mana-mana. Yah, mungkin ini lucu bagi mereka. Anak kota bodoh tersesat di kampung. Mereka pasti seneng banget ngomongin kebodohan saya. Huhuhuhu. Bukannya saya negative thinking, tetapi memang begitulah kenyataannya. Saya yakin saya ga akan pulang ke kampung ortu saya dalam waktu dekat. Mungkin saya mau pulang lagi ketika orang-orang sudah mulai lupa dengan kejadian itu atau ketika saya sudah bisa menahan malu.

Ini jadi pelajaran buat saya supaya bisa lebih cerdas lagi dalam menghadapi tekanan. Setiap ada tekanan sebaiknya dipikirkan dulu secara logis dan positive thinking. Pikirkanlah kemungkinan-kemungkinan positifnya. Tentu perlu proses untuk menjadi orang seperti itu. Dan saya adalah salah satu orang yang sedang dalam proses itu. Pengalaman adalah guru terbaik :))


Dream

Just wanna tell you that im obsessed with this:



It will be such a miracle if I can be a part of it

http://matcuoi.com

Minggu, 22 Mei 2011

Wise Words From Dalai Lama


Kebahagiaan tidak terjadi begitu saja. Itu muncul dari hasil perbuatan kita.

Jika mampu, tolong & bantulah orang lain. Jika tidak, setidaknya jangan mencelakan orang lain.

Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktikkan welas asih. Jika kamu sendiri mau bahagia, praktikkan welas asih.

Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah kebajikan.

Ingat!! Tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, ka
dang-kadang adalah sebuah berkah.

Kekuasaan utama mesti tidak mengutamakan alasan dan analisa kritis individu itu sendiri saja.

Kita bisa hidup tanpa agama dan meditasi, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa kasih sayang sesama manusia.

Berbuat baiklah jika memungkinkan. Sebenarnya, itu selalu mungkin.

Jika kamu takut akan rasa sakit atau penderitaan, kamu seharusnya cari cara, apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Jika kamu bisa, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika kamu tidak bisa berbuat banyak, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan juga.

Jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, kamu tidak akan bisa mencintai orang lain. Kamu tidak akan mampu. Jika kamu tidak punya welas asih terhadap dirimu sendiri, maka kamu tidak akan bisa mengembangkan welas asih terhadap orang lain.

Potensi seluruh manusia adalah sama. Perasaan kamu yang bilang "Aku tidak berharga" adalah salah. Kamu menipu dirimu sendiri. Kita semua memiliki kekuatan dalam batin kita, jadi apa yang kurang? Jika kamu punya tekad, kamu dapat mengubah apapun. Kamu adalah guru bagi dirimu sendiri.

Kita mesti menyadari, penderitaan satu orang atau satu bangsa adalah penderitaan bagi seluruh umat manusia. Kebahagiaan satu orang atau satu bangsa adalah kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.

Melalui kekerasan, kamu mungkin "mengatasi" masalah. Namun, kamu telah "menanam" benih kemunculan masalah-masalah baru.

Sebagaimana kita bisa hidup di zaman sekarang, maka kita mesti juga memikirkan generasi mendatang. Sebuah lingkungan yang bersih dan sehat adalah layaknya seperti sebuah hak asasi. Merupakan tanggung jawab kita kepada generasi penerus untuk menjaga bumi, melestarikan lingkungan.

Menaklukkan diri sendiri adalah lebih baik daripada menaklukkan ribuan musuh dalam peperangan.

Ada sebuah istilah di Tibet, "Musibah seharusnya dimanfaatkan menjadi sumber kekuatan." Tidak peduli seberapa kesulitan yang kita alami, betapa menyakitkan keadaan tersebut, jika kita sampai kehilangan harapan, maka itu benar-benar merupakan musibah.

Makhluk apapun yang berdiam di bumi, apakah manusia atau hewan, masing-masing memiliki peran, masing-masing dengan jalannya sendiri, untuk memperindah dan memperkaya dunia ini.

Sebuah sendok tidak dapat merasakan nikmatnya makanan. Sebagaimana orang bodoh yang tidak mengerti kebijaksanaan seseorang, walaupun dia bergaul dengan yang suci.

Dalam memperjuangkan kebebasan, kebenaran adalah satu-satunya senjata / pergaulan.
Sumber: Sinar Padumuttara. edisi 010

Bagian yang saya bold adalah bagian yang menjadi favorit saya. Andai semua manusia di bumi ini mempunyai pemikiran seperti itu. Pasti bumi ini akan damai dan tidak akan ada perang yang mengatasnamakan agama :)

Dua Orang Bodoh di Antara Orang Baik Hati

Udah cocok banget yah jadi wartawan olahraga :D


Hari Kamis (19/5) kemarin, gw dan teman gw yang bernama beken OMG! alias Olivia Mayer Gaol pergi getting (liputan) ke GOR KONI yang berada di Jalan Jakarta, Bandung. Aneh yah, di Bandung tapi namanya Jalan Jakarta! Bikin rancu aja dehhhh... Kami ke sana karena kami mendapat tugas untuk membuat berita olahraga.

Kebetulan, seorang teman memberitahukan kami bahwa di GOR KONI sedang ada pertandingan olahraga. Ya, gw sendiri sih menangkap maksud teman gw itu adalah... Sedang ada berbagai pertandingan di GOR KONI. Ternyata.... saat kami ke sa
na.... Yang dipertandingkan adalah.... TARUNG DERAJAT. Hanya pertandingan Tarung Derajat. Titik.

What the hell is Tarung Derajat??? Sumpah, baru sekali itu tau ada olahraga namanya Tarung Derajat! Kebagian desk olahraga aja udah penderitaan bagi gw, ditambah lagi gw nggak ngerti apa yang pengen gw liput! Mau nanya sama Olip pun perc
uma, karena dia juga nggak ngerti.

Inisiatif pertama.... kami bertanya pada tukang parkir. Dari tukang parkir kami tahu kalau Tarung Derajat itu semacam tinju. Kami lalu masuk
ke stadion. Udah banyak banget orang-orang di ruangan itu. Kebanyakan sih pemain, dilihat dari seragam olahraganya yang agak mirip Tae Kwon Do.

Tiba-tiba Olip menyenggol gw. "Han, kita duduk situ aja. Itu kayaknya wartawan deh. Kita deketin aja," ujarnya sambil menunjuk seorang bapak-bapak. Yaaa, penampilannya agak mirip wartawan sih. Tahu kan? Pake ransel, bawa kamera, pake jaket kulit, dan sibuk dengan handphonenya. Stereotipe wartawan kan begitu ya...

Kami pun duduk di sebelah bapak-bapak itu. Kami lalu be
rinisiatif bertanya tentang olahraga Tarung Derajat. Si bapak ini akhirnya sedikit menjelaskan kalau Tarung Derajat adalah sejenis olahraga bela diri yang diciptakan oleh Aa Boxer. Pantes aja banyak banget banner bertuliskan Aa Boxer. Kami kira itu merek celana boxer yang jadi sponsor pertandingan ini. Ternyata... itu nama pencetus Tarung Derajat. Satu hal lagi, ternyata bapak ini bukan wartawan. Dia hanya penonton biasa. Namanya Asep. Nggak boleh terlalu percaya sama stereotipe yaaa teman-teman....

Norakkkkkk

Semakin kami menonton pertandingan ini kami semakin bingung. Bingung nulisnya gimana kalau pakai angle (sudut pandang) jalannya pertandingan. Jadi, kami harus cari angle lain yang bisa kami jelaskan dengan baik. Eh, tiba-tiba Pak Asep ngomong sama kita kalau hari itu akan ada pembukaan dari Walikota Bandung Dada Rosada dan Aa Boxer. Waaahh kesempatan banget nih bisa wawancara Dada Rosada.

Setelah Dada Rosada dan Aa Boxer tiba, banyak wartawan yang bermunculan. Kali ini yakin banget itu wartawan. Soalnya bawa-bawa kamera gedeee... Bajunya juga ada nama TV nya. Nggak salah lagi ini mah. Kami akhirnya nyamperin salah satu wartawan. Namanya Ferry, wartawan STV Bandung (TV-nya Kompas). Udah deh kita tanya-tanya aja sama dia. Sebelumnya gw uda sempet chatting BBM juga dengan teman gw tentang Tarung Derajat. Dari dia, gw tahu kalau isu kalau Tarung Derajat akan tampil di Sea Games. Menurut gw itu suatu isu yang bisa dijadikan berita.

Olip dan teman kerjanya di masa depan :p

Ternyata Kang Ferry juga mau menanyakan tentang hal itu. Yaudah pas banget kan.. Saat wawancara berlangsung, ada isu-isu lain yang ditambahkan para wartawan. Misalnya mereka menanyakan tentang pembentukan Persib 1933 dan pembangunan sarana olahraga Gedebage yang tak kunjung selesai. Untung banget deh kita bareng wartawan, karena kami nggak tahu isu itu.

Kang Ferry ini orangnya lumayan supel. Dia ngenalin kita juga sama wartawan olahraga lainnya, seperti dari Galaumedia (eh, maksudnya Galamedia) dan Radar Bandung. Ada juga sih dari TVRI. Akhirnya kami ngerumpi aja deh sama wartawan-wartawan. Ternyata yaaa... wartawan tuh iseng banget. Narsis juga. Mungkin wartawan olahraga rata-rata begitu ya... Soalnya, denger cerita dari temen-temen lain, kalau wartawan Hukum dan Kriminal agak nyebelin dan sombong.

Gw kemudian penasaran sama kamera gede Kang Ferry. Yaudah deehh gw pinjem aja. Baiknya Kang Ferry, gw dipinjemin buat megang kamera gedenya. Norak ya emang, bodo amat dah.. Teryata kameranya nggak berat. Udah terlanjur pegang, yaudah deh foto sekalian. Akhirnya gw dan Olip foto-foto dengan noraknya. Hehehehehe... Maklum yah...

Akhirnya setelah capek, kami pun pulang dan dapat menulis berita olahraga dengan baik. Dari yang awalnya nggak ngerti apa-apa, nggak paham sama sekali. Berkat bertanya dengan orang yang tepat serta dibantu orang baik hati, kerjaan kami pun beres. Ahh, beruntungnya diriku... *mata berkaca-kaca.

Begitulah, sebuah cerita pengalaman gw getting. Berbahagialah orang bodoh yang bertemu orang-orang baik hati. Maka dari itu, bila Anda merasa bodoh, berdoalah Anda bisa bertemu dengan orang-orang yang baik hati :)



Kamis, 19 Mei 2011

Tarung Derajat Siap Tampil di Sea Games 2011


Tarung Derajat, salah satu olahraga bela diri yang mulai dikenal secara internasional

BANDUNG (WARTA BIRU)
: Olahraga bela diri Tarung Derajat akan tampil di Sea Games 2011 dalam bentuk ekshibisi. H. Achmad Dradjat, pencipta cabang bela diri ini, mengaku timnya sudah siap untuk tampil di Sea Games. Tahun ini, Sea Games diselenggarakan di Indonesia. Persiapan Tarung Derajat untuk tampil di Sea Games dilakukan sejak Januari 2011.

Dradjat, yang lebih dikenal dengan sebutan Aa Boxer ini, mengatakan akan terus memperkenalkan Tarung Derajat di tingkat internasional. Ia menambahkan, saat ini Tarung Derajat telah memiliki cabang di setiap negara yang tergabung dalam ASEAN. Ia juga optimistis Tarung Derajat dapat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Sea Games 2013 mendatang. “Dalam Deklarasi Federasi Internasional Tarung Derajat di Bandung beberapa waktu yang lalu, telah dibahas bahwa Tarung Derajat bisa dipertandingkan secara resmi di Sea Games 2013 di Myanmar,” ujarnya.

Dada Rosada membuka Kompetisi Tarung Derajat

Dada Rosada, Walikota Bandung, juga mengatakan Tarung Derajat sangat berpotensi untuk dilombakan dalam Sea Games 2013 karena sudah dikenal dalam skala internasional. Ia juga mengatakan akan memberikan perhatian lebih terhadap cabang olahraga yang berprestasi seperti Tarung Derajat. “Nanti bila sarana olahraga yang sedang dibangun di Gedebage telah selesai, akan ada lahan yang digunakan untuk markas cabang olahraga, salah satunya bela diri,” ujarnya ketika diwawancara di acara Pembukaan Kompetisi Tarung Derajat, Kamis (19/5). Saat ditanya kapan pembangunan sarana olahraga itu selesai, Dada mengatakan tidak tahu.

Kompetisi Tarung Derajat diselenggarakan di GOR KONI Bandung, Jalan Jakarta, pada 19-21 Mei 2011. Kompetisi ini diikuti oleh 381 atlet dari 43 satuan latihan (satlat) yang memperebutkan Piala Wali Kota Cup IV 2011. Kejuaraan pada tahun ini menggelar pertandingan kategori kelompok usia dini untuk pertama kalinya. Sebelumnya, hanya ada kategori kelompok dewasa. Langkah ini dimaksudkan untuk mencari bibit-bibit atlet Tarung Derajat.

Ini nih yg namanya Aa Boxer

Untuk kategori usia dini, dibagi tiga kelompok berdasarkan umurnya, yaitu di bawah 9 tahun, 10-12 tahun, serta 13-15 tahun. Sedangkan kategori senior berlaku untuk peserta dengan usia 15-25 tahun. Di kelompok senior akan dipertandingkan 15 kelas. Untuk putra terdiri dari 10 kelas dan putri 5 kelas. Tidak ada pembatasan jumlah peserta dalam kejuaraan ini. Sistem penilaian adalah sistem gugur.

Kejuaraan pada tahun sebelumnya dimenangkan oleh satlat Rajawali. Menurut Rina Yulistiarini, panitia Kompetisi Tarung Derajat, pada tahun ini satlat Rajawali tidak mengirimkan anggotanya secara maksimal sehingga ada kemungkinan Rajawali tidak menjadi juara tahun ini. Satlat yang mengirimkan atlet secara maksimal adalah satlat Padepokan Seni.

Rebin (23), salah satu peserta kompetisi ini mengatakan persaingan antar peserta tidak terlalu terlihat. “Kemampuan atlet yang bertanding di kejuaraan ini relatif sama, karena semuanya merupakan pemula,” ujarnya. Mahasiswa Universitas Langlang Buana ini mengatakan adanya kategori usia dini sangat baik karena dapat menumbuhkan rasa keberanian sejak masih kecil.

Bebi (18), salah satu penonton, mengatakan kejuaraan ini cukup seru karena tampak menantang. Alasan yang membuat ia ikut menonton adalah untuk mendukung temannya yang bertanding. “Ini baru pertama kalinya saya menonton kejuaraan Tarung Derajat. Cukup mengasyikkan, mungkin saya akan menonton lagi kejuaraan Tarung Derajat berikutnya,” tambahnya. (Yohannie Linggasari)

Rabu, 18 Mei 2011

Saya Kangen Keceriaan Itu


Me and my sist

Kemarin-kemarin gw ubek-ubek album foto lama. Waaahh, rasanya lucu banget deh liat foto-foto masa kecil. Kalau diperhatiin, gw banyak gaya banget waktu kecil, mana gayanya aneh-aneh. Beda sama adek gw yang cewe, kalem banget kalau foto. Lebih tepatnya ga ada ekspresi. Hahahaha.

Masa kecil, rasanya bahagiaaaaa banget. Keliatan juga mama kayaknya kerepotan banget ngurusin kita-kita yang masih kecil. Dari foto-foto gw, keliatan juga kalau mama dan papa rajin banget dandanin gw dan adek gw yang cewe. Yak, dandanan norak kayak tante-tante dengan lipstik merah ngejreeenggg!!! Mungkin saat itu yang lagi ngetrend tuh lipstik merah menantang kali yaaa... Hahahaha so funny...

Satu hal yang paling lucu adalah.... ketika melihat tingkah gw yang kesemsem duduk di sebelah teman TK gw. Temen TK gw itu namanya Gilang. Mama papa sering banget cerita kalau dulu itu gw suka banget sama Gilang. Katanya sih, gw ma Gilang dulu diledekkin terus, sampai kita berdua malu-malu ga jelas. Sepupu gw kemarin ini baru aja cerita, kalau dulu waktu dia main ke rumah gw, gw selalu cerita-cerita tentang Gilang.

“Dulu kamu tuh selalu cerita di sekolah ngapain aja sama Gilang, terus Gilang suka usilin kamu, pokoknya kamu ceritain Gilang terus deh,” begitu kata sepupu gw yang beda tujuh tahun dengan gw. Dari cerita papa mama, Gilang itu anak yang paling pinter di TK. Berarti dulu gw ga salah pilih dong ya... Hahahahaha...

Tapi, sekarang gw ga tau Gilang di mana... Bener-bener lost contact. Mungkin kalo ada di antara kalian yang baca blog gw, dan kenal dengan Gilang yang gw maksud, kasih tau gw ya nomor contactnya? (Berasa di drama-drama Korea dah, hoeeekkkk). Tapi beneran deh, mau liat sekarang Gilang kayak apa yaaa?

Tante-tante abisss

Dulu pedenya setengah mati

<3



Sabtu, 14 Mei 2011

The 8th Jakarta Fashion and Food Festival

Jakarta Fashion and Food Festival kembali digelar tahun ini. Festival yang sudah digelar delapan kali ini diadakan di Mall Kelapa Gading pada tanggal 14-29 Mei 2011. Acaranya terdiri dari karnival kostum, pertunjukkan musik, dan late night shopping fiesta. Juga terdapat Wine and Cheese Expo yang tentunya mengundang minat para pecinta keju dan anggur.

Kemarin, saya sengaja ke Gading untuk menonton d
an (tentunya) menyemangati sahabat saya yang mengikuti lomba kostum. Sahabat saya ini termasuk salah satu finalis yang berkesempatan untuk memeragakan kostumnya. Saya kemudian datang lebih cepat untuk melihat persiapan karnival ini. Dan.. jeng.. jeng.... terlihatlah sejumlah manusia dengan kostum yang berwarna-warni dan berbagai macam bentuk (sampai susah bagaimana mendeskripsikan bentuknya).

Acara yang bertemakan "Inculturation" ini mem
ang menampilkan berbagai kostum yang mencerminkan berbagai budaya, mulai dari budaya Eropa, Cina, dan tentunya Indonesia. Menurut saya, kostum yang ditampilkan di acara ini sangat kreatif dan menarik. Rasanya, desainer Indonesia nggak kalah deh sama desainer luar.

Sampai kemudian, pengumuman pemenang k
ostum..... Ternyata... Sahabat saya juara 3!! Waaahh... So proud of her! :) Berikut ini oleh-oleh dari saya:

Ini kostum sahabat saya yang juara 3 :)) Temanya bunglon.

Ini dia yang juara 1. A very beautiful costume :)

Ini yang juara 2...

Bukan sembarang wanita... Ih bikin minder deh ih....

Oh, I love the color!!!

The nemoooo

Ubur-ubur

Ondel-ondel kreatif :p

Ehh, ada Putri Huanzhu

Icon JFFF

And the best part is............................................

:))