RSS

Jumat, 23 September 2011

Sebuah Pesan: Satu Mata untuk Geng Motor


Surat pembaca saya yang diterbitkan di Koran Sindo (atas) pada (22/9) dan Pikiran Rakyat (bawah) pada (21/9). Saya senang sekali bisa dimuat karena dengan begitu pesan ini bisa dibaca oleh lebih banyak orang. Geng motor begitu dekat dengan kehidupan kita dan tidak menutup kemungkinan Andalah korbannya.

*Geng motor yang saya maksud di tulisan ini adalah berandalan bermotor yang suka melakukan tindakan anarkis.

Pernahkah Anda mendengar berita tentang kejahatan yang dilakukan oleh geng motor? Saya pernah, dan saya rasa Anda pun pernah. Bicara soal geng motor, rasanya Bandunglah juaranya. Bagaimana tidak, coba perhatikan surat kabar harian. Berita tentang tindak kriminal yang dilakukan oleh geng motor biasanya terjadi di Bandung. Coba perhatikan tembok-tembok bangunan di Bandung. Anda bisa melihat tulisan-tulisan yang asing dan tampak tak berarti di mata Anda. Namun, setelah Anda telusuri, ternyata itu adalah nama-nama geng motor Bandung.

Saya tidak tahu persis sejak kapan ada geng motor di Bandung, komunitas seperti apa itu, serta apa tujuan mereka. Yang saya tahu, mereka tukang bikin onar. Tak jarang, mereka melakukan tindak anarkis. Mangsanya, siapa saja. Bisa jadi Anda mangsanya. Bisa jadi, saya sendiri. Semuanya serba random. Orang tak bersalah jadi korban.

Apa alasan mereka menyerang orang lain? Tidak jelas. Sering kali hal-hal absurd jadi alasan. Misalnya, menurut para geng motor, korbannya tersebut (biasanya pengendara motor) tampak seperti menantang mereka di jalanan. Ya, mereka merasa harga diri mereka terinjak, mereka merasa ditantang. Oh, sungguh tak masuk akal!

Namun, saya tak habis pikir, sahabat sayalah yang kemudian menjadi korban geng motor. Begini ceritanya, saat itu kami sedang ada acara kebersamaan di Cimahi pada (17/9) malam. Sahabat saya yang juga mahasiswa UNPAD 2009 (sebut saja B) ini kemudian pergi naik motor dengan teman saya juga, seorang mahasiswa ITB 2009 (sebut saja A). Mereka hendak membeli bensin untuk api unggun. Mungkin karena jaraknya sangat dekat dengan tempat kami menginap (sekitar 2KM), mereka tidak menggunakan helm.

Nasib manusia memang tak bisa ditebak. Mereka berpapasan dengan geng motor (ini menurut saksi mata dan korban). Menurut saksi mata, geng motor tersebut terdiri dari tiga motor yang membawa bendera dan rantai tajam (rantai/gear yang terdapat di motor). Bila bicara tentang kronologinya, saya tidak yakin bisa memberikan cerita yang akurat, tetapi inilah cerita setahu saya. Semoga benar.

B kemudian terkena rantai tajam tersebut, tepat mengenai mata kanannya. Darah terus bercucuran dari matanya, sampai baju dan celananya merah karena darah. Kejadiannya sekitar pukul 23.00. B kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat. Pihak rumah sakit tidak berani menanganinya. Ia kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Namun, kemudian, lagi-lagi, ia dirujuk ke Rumah Sakit Mata Cicendo. Dokter mengatakan mata B sudah tidak bisa tertolong. Matanya harus diangkat.

Orangtua B kemudian memutuskan untuk membawa B ke Singapura. Berita terbaru, B telah menjalani operasi mempertahankan mata yang memakan waktu 5 jam. 99.5% ia kehilangan penglihatan. Masih ada kemungkinan <1% untuk bisa melihat! Saya masih berharap akan keajaiban! Dalam tiga minggu ini, akan dilihat apakah bola matanya mengerut atau tidak. Bila mengerut, maka bola matanya harus diangkat dan diganti bola mata palsu.

B menjalani operasi tersebut pada Minggu (18/9). Pada hari Minggu, sebenarnya National Eye Centre (NEC) Singapura tutup dan tidak ada dokter. Namun, ternyata dokter cukup sigap dan bersedia melakukan operasi. Saya sangat salut dengan profesionalitas orang-orang di negara maju, serta kegigihan dalam menyelamatkan manusia. Ini yang harus jadi pelajaran bagi negara kita.

Bagaimana dengan B? Menurut keluarganya, ia sangat tabah dan tidak menangis sama sekali. Ia bahkan bisa menenangkan dan menghibur ibunya. Sungguh, saya salut dan bangga sekali terhadapnya. Bila itu terjadi pada saya, saya tidak tahu apakah saya bisa sekuat dirinya. Jujur, saya belum menjadi seorang yang begitu dewasa yang bisa tabah seperti itu. B sangatlah hebat. Saya harap dia bisa selalu tabah menerima ini semua.

Polisi sempat datang ke rumah sakit dan menanyakan beberapa pertanyaan pada korban. Polisi menanyakan apakah ada barang yang dijarah atau tidak. Memang, tak ada barang yang dijarah. Namun, mata berharganyalah yang lenyap. Saya berharap sekali polisi bisa tegas menindaklanjuti perkara ini. Seharusnya, polisi segera bertindak tanpa harus menunggu laporan dari keluarga korban. Saya sangat berharap begitu. Saya ingin sekali saja bisa berbangga pada aparat penegak hukum di negara ini.

Mata adalah sesuatu yang sangat berharga dan sulit digantikan. Menurut saya, mata B itu paling indah di antara kami semua. Bulu matanya sangat lentik, bahkan kami yang perempuan kalah! Tak jarang, kami membuli-buli dirinya karena bulu matanya yang lentik itu. Hahaha... Sungguh, matanyalah yang paling menarik darinya.

Saya tidak mengerti apa yang ada di dalam otak pelaku tersebut. Apakah itu sengaja, apakah tidak sengaja, saya tidak bisa memberi kepastian. Yang jelas, perbuatannya telah mengubah masa depan sahabat saya. Hanya dalam semalam, masa depan seseorang berubah 180 derajat. Ini sangat memilukan bagi saya. Geram rasanya, sahabat saya harus menjadi korban geng motor. Namun, bila dipikir-pikir, benci, kesal, dendam, marah, itu semua tidak ada artinya. Hanya menyakiti diri sendiri saja. Saya berharap masih ada keadilan. Pelakunya harus bertanggung jawab!

Peristiwa ini memberikan kita pelajaran yang berharga. Pertama, bagi pengendara motor, jangan pernah lupa memakai helm! Jangan pernah sekali pun menyepelekan helm. Kedua, sebelum Anda melakukan acara, survei dulu tempat tersebut. Cek bagaimana keamanan di tempat tersebut.

Saya menulis ini agar lebih banyak lagi orang yang tahu betapa bahayanya geng motor dan agar teman-teman semua dapat lebih berwaspada lagi. Kita memang tak bisa mengetahui ancaman yang akan menghadang kita, tetapi tetaplah berhati-hati. Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi. Mirisnya hati ini, bila harus ada korban lagi.

1 komentar:

Claude C Kenni mengatakan...

Haduh...semoga operasinya berhasil ya. Parah tuh, orang ga ada kerjaan tapi malah nyelakain orang laen...ckckck

Posting Komentar